TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA DI BLOG TUGU MUDA 48 == INFORMASI SEKITAR SMP NEGERI 48 SSN JAKARTA ==

05 Januari 2009

ANTARA HP, GURU DAN SISWA

Jaman teknologi informasi dan komunikasi tidak terlepas dari teknologi telfon genggam /Handphone atau HP. Sekarang ini HP tidaklah tergolong barang mewah, karena teknologi ini sudah dapat di miliki oleh siapa saja tidak pandang status sosial. Petani, pedagang keliling, sopir angkot, bahkan pemulung saja ada yang memiliki HP. ini bukti bahwa barang yang namanya HP sudah terjangkau bagi kalangan menengah ke bawah. Bukan hanya di kota di desa-desa juga sudah banyak masyarakat yang memilikinya. Sekarang harga HP kian terjangkau, dengan 200 rb anda dapat membeli alat komunikasi tsb, bahkan kalau yang second dapat di beli dengan harga di bawah 100rb. HP buatan China semakin membanjiri pasar HP di Jakarta. Dari HP yang biasa hingga HP yang menawarkan fasilitas2 canggih, seperti kamera, MP3, video, TV, radio dsb. selain itu perusahaan operator selular semakin banyak dan semakin bersaing untuk menawarkan produk-produknya yang murah dan terjangkau, inikah yang namanya jaman teknologi?

KecanggihanTeknologi Informasi bisa berdampak positif dan negatif. lalu bagaimana dengan pelajar yang membawa HP ke sekolah, dapat berdampak positif atau negatif

Sebenarnya kalau di gunakan semestinya HP sangat bermanfaat dan banyak dampak positifnya.

Tetapi bagi remaja seusia anak-anak SMP, meraka lagi senang-senang iseng, berbuat yang aneh-aneh dengan dalih mencari jati diri. Dengan HP mereka bisa menyimpan gambar-gambar atau film porno, bahkan ada yang beradegan panas (misalnya ciuman dengan pacar atau bisa lebih dari itu) lalu di rekam dengan HP, memotret bagian-bagian tubuh yang sensitif, ngerjain guru, mencontek, pada saat pelajaran bermain game dan masih banyak yang lainnya.

Belum lama ini di hebohkan dengan berita seorang oknum guru menampar siswanya yang terekam pada sebuah HP? Ya begitulah, kondisi di era teknologi. Dahulu waktu saya masih SMP, di jewer, di cubit bahkan di tampar oleh guru itu hal yang biasa, asalkan tamparannya tidak bermaksud menyakiti si siswa, waktu itu saya sebagai siswa sadar kok atas kesalahan apa yang saya perbuat, hingga guru saya menampar.

Saya dan beberapa orang teman pernah mengajak teman sekelas untuk membolos pada pelajaran matematika, hampir teman sekelas melompat pagar pergi berenang ke sungai, dan pada keesokan harinya kami semua masuk BP, bahkan bagi saya dan teman lainnya yang menjadi dalang kena tampar. Tapi kami sebagai siswa waktu itu merasa pantas dapat tamparan tsb, karena memang kami keterlaluan, kami tidak ada dendam, sakit hati atau benci terhadap guru tersebut, tetapi kami malah jadi sadar dan tidak berani mengulangi lagi. ini adalah salah satu contoh bahwa kasus-kasus seperti itu tidak mutlak kesalahan guru semata, tetapi terkadang siswa juga menjadi pemicunya. Ya ibarat ada Aksi maka ada Reaksi, tetapi jangan berlebihan. Bukan berarti saya membenarkan perbuatan oknum-oknum guru yang melakukan kekerasan di sekolah. oleh: zm

Tidak ada komentar:

Posting Komentar